Jumaat, 3 Jun 2011

Tujuh Keadaan Manusia Semasa Di Alam Kubur


1. Mayat yang mukanya berpaling dari arah kiblat.
Itulah petanda bahawa semasa hidupnya telah melakukan perkara syirik kepada Allah. Kawan-kawan syirik ini jangan buat main-main, dosa yang paling besar dalam Islam. Kekal dalam neraka selama-lamanya.

2. Mayat yang mukanya berbentuk babi.
Itulah petanda semasa hidupnya tidak melakukan solat lima waktu, tidak menjaga solatlimawaktu. Lalai dalam solatnya. Sesungguhnya solat dapat mencegah diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar ini banyak, bukan hanya berduaan ditempat gelap, minum arak, berjudi sahaja. Tak tutup aurat juga perbuatan keji. Bayangkanlah sejak dari baligh lagi kawan-kawan tak pernah tutup aurat, berapa banyak dosa yang telah dikumpulkan. Siksa api neraka amat pedih oii.... Kalau kawan-kawan nak tahu bagaimana rasa 1/70 bahang (kalau tak silap) api neraka kawan-kawan cubalah cucuh hujung jari kawan-kawan dengan api, macam mana rasanya? Boleh tahan tak?

3. Mayat yang kepala menjadi batu yang hitam legam.
Itulah mayat yang semasa hidupnya derhaka kepada kedua ibu-bapa.

4. Mayat yang perutnya buncit dan meletup.
Itulah mayat yang semasa hidupnya suka makan harta yang haram. Harta yang haram banyak contohnya. Antaranya mencuri... harta yang haram. Merompak... harta haram. Melesapkan duit kawan... harta yang haram.

5. Mayat yang kukunya mengcengkam dan meliliti seluruh tubuhnya.
Itulah mayat yang semasa hidupnya suka berkelahi, mengata orang dan mengumpat orang.

6. Mayat yang keluar mata air dari kuburnya dan air itu baunya lebih busuk dari bangkai.
Itulah mayat orang yang suka makan riba'.

7. Mayat yang wajahnya tersenyum
Itulah mayat yang semasa hidupnya berilmu dan beramal soleh.
~WALLAHUALAM~


Selasa, 31 Mei 2011

EMPAT IBU UTAMA


Nabi S.A.W bersabda yang bermaksud : Ada 4 dipandang sebagai ibu iaitu :
1 ) Ibu dari segala UBAT adalah SEDIKIT MAKAN.
2 ) Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERCAKAP.
3 ) Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA.
4 ) Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR

Berpesan-pesanlah kepada kebenaran dan Kesabaran.
Beberapa kata renungan dari Qur'an :

Orang yang tidak melakukan sholat pada waktu:-

Subuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar
Zuhur : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya
Asar : Dijauhkan dari kesehatan /kekuatan
Maghrib : Tidak diberi bantuan oleh anak-anaknya.
Isyak : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya
Al-Quran: Sembahyanglah kamu sebelum kamu disembahyangkan.

Jumaat, 27 Mei 2011

Kasihnya Rasulullah S.W.A

       

              Indahnya akhlak mulia yang ditunjukkan oleh Imam kita Rasulullah S.W.A.
Tinggi sunguh budi pekerti dan rasa kasih begitu mendalam dalam jiwa insan yang terbaik ini.Moga Allah mempermudahkan bagi kita untuk mencontohi sifat baginda.    
INSYAALLAH.      

       Orang-orang yang keras hati tidak akan mengenal kasih sayang. Tidak ada sedikitpun kelembutan pada diri mereka. Hati mereka keras bagaikan karang. Kaku tabiat, baik ketika memberi maupun menerima. Kurang peka perasaan, lagi tipis peri kemanusiannya. Berbeda halnya dengan orang yang dikaruniai Alloh Ta’ala hati yang lembut, penuh kasih sayang lagi penuh kemurahan. Dialah yang layak disebut pemilik hati yang agung penuh cinta. Hati yang diliputi dengan kasih sayang dan digerakkan oleh perasaan yang halus.
Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata, yang artinya: “Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya.” (HR: Al-Bukhari)
Kasih sayang tersebut tidak hanya terkhusus bagi kerabat beliau saja, bahkan beliau curahkan juga bagi segenap anak-anak kaum muslimin. Asma’ binti ‘UmeisRadhiallaahu anha –istri Ja’far bin Abi Thalib- menuturkan, yang artinya:“Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam datang menjengukku, beliau memanggil putra-putri Ja’far. Aku melihat beliau mencium mereka hingga menetes air mata beliau. Aku bertanya: “Wahai Rasululloh, apakah telah sampai kepadamu berita tentang Ja’far?” beliau menjawab: “Sudah, dia telah gugur pada hari ini!” Mendengar berita itu kamipun menangis. Kemudian beliau pergi sambil berkata: “Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja’far, karena telah datang berita musibah yang memberatkan mereka.” (HR: Ibnu Sa’ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ketika air mata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menetes menangisi gugurnya para syuhada’ tersebut, Sa’ad bin ‘Ubadah Radhiallaahu anhu bertanya: “Wahai Rasululloh, Anda menangis?” Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalammenjawab: “Ini adalah rasa kasih sayang yang Alloh Ta’ala letakkan di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta’ala hanyalah hamba yang memiliki rasa kasih sayang.” (HR: Al-Bukhari)
Ketika air mata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menetes disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin ‘Auf Radhiallaahu anhu bertanya kepada beliau: “Apakah Anda juga menangis wahai Rasulullah?” Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: “Wahai Ibnu ‘Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta’ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR: Al-Bukhari)
Akhlak Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam yang begitu agung memotivasi kita untuk meneladaninya dan menapaki jejak langkah beliau. Pada zaman sekarang ini, curahan kasih sayang terhadap anak-anak serta menempatkan mereka pada kedudukan yang semestinya sangat langka kita temukan. Padahal mereka adalah calon pemimpin keluarga esok hari, mereka adalah cikal bakal tokoh masa depan dan cahaya fajar yang dinanti-nanti. Kejahilan dan keangkuhan, dangkalnya pemikiran serta sempitnya pandangan menyebabkan hilangnya kunci pembuka hati terhadap para bocah dan anak-anak. Sementara Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam, kunci pembuka hati itu ada di tangan dan lisan beliau. Cobalah lihat, Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam senantiasa membuat anak-anak senang kepada beliau, mereka menghormati dan memuliakan beliau. Hal itu tidaklah mengherankan, karena beliau menempatkan mereka pada kedudukan yang tinggi.
Setiap kali Anas bin Malik melewati sekumpulan anak-anak, ia pasti mengucapkan salam kepada mereka. Beliau berkata, yang artinya: “Demikianlah yang dilakukan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam .” (Muttafaq ‘alaih)
Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam tidaklah marah, memukul, membentak dan menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka.
Dari ‘Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata, yang artinya: “Suatu kali pernah dibawa sekumpulan anak kecil ke hadapan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau mendoakan mereka, pernah juga di bawa kepada beliau seorang anak, lantas anak itu kencing pada pakaian beliau. Beliau segera meminta air lalu memer-cikkannya pada pakaian itu tanpa mencucinya.” (HR: Al-Bukhari)
Wahai pembaca yang mulia, engkau pasti mengetahui bahwa duduk di rumah Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam merupakan sebuah kehormatan. Lalu, tidakkah terlintas di dalam lubuk hatimu? Bermain dan bercanda ria dengan si kecil, putra-putrimu? Mendengarkan tawa ria dan celoteh mereka yang lucu dan indah? Ayah dan ibuku sebagai tebusannya, Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalamselaku nabi umat ini, melakukan semua hal itu.
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: “Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali Radhiallaahu anhu. Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira.” (Lihat Silsilah Shahihah no.70)
Anas bin Malik Radhiallaahu anhu menuturkan, yang artinya: “Rasululloh sering bercanda dengan Zainab, putri Ummu Salamah Radhiallaahu anha, beliau memanggilnya dengan: “Ya Zuwainab, Ya Zuwainab, berulang kali.” (Zuwainab artinya: Zainab kecil) (Lihat Silsilah Hadits Shahih no.2141 dan Shahih Al-Jami’ 5-25)
Kasih sayang beliau kepada anak tiada batas, meskipun beliau tengah mengerjakan ibadah yang sangat agung, yaitu shalat. Beliau pernah mengerjakan shalat sambil menggendong Umamah putri Zaenab binti Rasululloh dari suaminya yang bernama Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’. Pada saat berdiri, beliau menggendongnya dan ketika sujud, beliau meletakkannya. (Muttafaq ‘alaih)
Mahmud bin Ar-Rabi’ Radhiallaahu anhu mengungkapkan, yang artinya: “Aku masih ingat saat Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menyemburkan air dari sebuah ember pada wajahku, air itu diambil dari sumur yang ada di rumah kami. Ketika itu aku baru berusia lima tahun.” (HR: Muslim)
Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam senantiasa memberikan pengajaran, baik kepada orang dewasa maupun anak-anak. Abdullah bin Abbas menuturkan: “Suatu hari aku berada di belakang Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, beliau bersabda, yang artinya: “Wahai anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: “Jagalah (perintah) Allah, pasti Allah akan menjagamu. Jagalah (perintah) Alloh, pasti kamu selalu mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Alloh, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR: At-Tirmidzi)
Telah kita saksikan bersama keutamaan akhlak dan keluhuran budi pekerti serta sejarah kehidupan yang agung. Semoga semua itu dapat menghidupkan hati kita dan dapat kita teladani dalam mengarungi bahtera kehidupan. Putra-putri yang menghiasi rumah kita, selalu membutuhkan kasih sayang seorang ayah serta kelembutan seorang ibu. Membutuhkan belaian yang membuat hati mereka bahagia. Sehingga mereka dapat tumbuh dengan pribadi yang luhur dan akhlak yang lurus. Siap untuk memimpin umat, sebagai buah karya dari para ibu dan bapak, tentu saja dengan taufik dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala.